Teriak jiwa yang mati tiada arti
Manambah luka yang terjadi dalam hati
Mengejar kata demi kata ditengah jalan berduri
Hayal tak kunjung pudar sirna dan pergi
Meratapi sampai kesebrang lautan
Singgasana tak lagi bisa di pandang
Mimpi dan risaulah menjadi perhiasan
Di tengah hausnya dalam perjalanan
Mngubur perlahan dalam-dalam
Tak bisa dan tetap tak terlupakan
Sampai badan trtinggal tulang belulang
terlukis jelas guratan lukisan tak kunjung hilang
Raga yang haus penuh ingin
Tak bisa memberi pelepas dahaga
Kaki terpatri rapat di tengah air yang membeku
Teriakan jiwa menggores jelas kedalam raga
Mata memandang gemerlap di kejauhan
Menitikan air dari sisi mata penuh kerinduan
Membasuh luka , menambah siksa
Teriris dalam , kedalam relung tulang
Jiwa menangis menjerit seketika
Hentakan bathin mulai melemah rasa
Menjelang waktu itu datang
Di ungkap semua kisah yang ada
Terpancar sinar dari seberang samudra
Terpandang singgasana yang lama di damba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar