Halaman

Sabtu, 28 Januari 2012

PULAU KEMARO

Pulau Kemaro adalah salah satu juara wisata di Palembang. Terletak di Ilir Sungai Musi, pulau ini memiliki luas 5 hektare. Ada sebuah pagoda indah di dalam pulau yang selalu ramai setiap perayaan Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah Imlek. RIbuan orang berdatangan untuk merayakan sekaligus berwisata ke pulau religius ini.

       Pulau Kemaro identik dengan kaum Tionghoa. Pulau ini akan sangat ramai dikunjungi pada saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Daya tarik utama pulau ini adalah sebuah pagoda berlantai sembilan yang pada saat malam hari berhiaskan cahaya lampu yang sangat menawan. Ada sebuah legenda yang terkenal mengenai Pulau Kemaro. Pulau yang berada di tengah-tengah sungai Musi ini menyimpan kisah cinta antara Tan Bun An, seorang pangeran dari negeri Cina,  dengan Siti Fatimah, seorang putri Sultan Palembang. Kisah ini terjadi di masa pemerintahan Sultan Palembang pada tahun 1706-1714M. Alkisah Tan Bun An hendak melamar Siti Fatimah. Tan Bun An diperbolehkan melamar sang putri asalkan mampu memberi mas kawin tujuh guci berisi emas. Ayah Tan Bun An kemudian mebawakannya puluhan guci untuk bekal anaknya melamar putri Palembang. Tan Bun An kembali ke Palembang dengan membawa puluhan guci yang dibawakan ayahnya. Tan Bun An mengira bahwa dalam puluhan guci terebut berisi emas, jadi bukan hanya tujuh seperti yang diminta sang putri.  Namun ia tidak tahu bahwa ayahnya hanya membawakan tujuh guci emas, guci-guci lainnya hanyalah berisi sayur yang dimaksudkan untuk mengelabui bajak laut yang sering mengganggu jalur pelayaran. Tujuh guci yang berisi emas itu pun ditutupi dengan sayuran diatasnya.

       Pada saat kapal Tan Bun An telah tiba di sungai Musi, Tan Bun An hendak memeriksa guci-guci tersebut, alangkah terkejutnya Tan Bun An begitu mengetahui bahwa isinya bukanlah emas, namun sayuran! Karena merasa malu, Tan Bun An kemudian membuang  guci-guci tersebut ke sungai Musi, ketika guci terakhir dibuang, guci tersebut jatuh di badan kapal dan pecah, kemudian berhamburanlah emas yang dibawakan keluarga Tan Bun An.
Sadar bahwa ada 6 guci lain berisi emas yang sudah terlanjur dibuang, Tan Bun An beserta pengawalnya kemudain terjun ke Sungai Musi untuk mencari guci yang terlanjur dibuang, namun mereka tak juga muncul ke permukaan. Siti Fatimah yang sudah jatuh cinta merasa sedih dan kemudian ikut terjuan menyusul Tan Bun An ke Sungai Musi. Sebelumnya Siti Fatimah berpesan apabila dia tidak berhasil menemukan Tan Bun An dan bila suatu hari ada gundukan tanah yang muncul, maka disanalah kuburan sang putri. Setelah lama sang putri tak muncul ke permukaan, kemudian muncullah gundukan tanah yang sekarang menjadi Pulau Kemaro.


     Suasana Pulau Kemaro sendiri saat ini sangat teduh dengan banyak pohon-pohon besar yang menaunginya sehingga Pulau Kemaro juga berfungsi sebagai paru-paru kota. Pohon besar dibawah ini dipercaya sebagai pohon lambang cinta, bagi mereka yang meminta jodoh disini pasti akan mendapat jodoh (konon kabarnya begitu).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar